xOeSJZwEqEHxAtyEgOy1ztCUdVCJP06QsbYigFCu
Bookmark

dr. J. LEIMENA : KEPEMIMPINAN YANG BERTANGGUNG JAWAB


Pendahuluan
Leimena merupakan sosok pemimpin yang unik. Pemimpin yang low profile, akan tetapi memiliki kekuatan pengaruh yang sangat kuat bagi pemimpin-pemimpin lainnya. Banyak komentar-komentar orang tentang sosok pribadi Leimena, yang penuh integritas, kejujuran dan bertanggung jawab. Adam Malik pernah mengatahkan bahwa Leimena merupakan “Seorang negarawan dan sekaligus gerejawan yang patut diteladani". Sultan Hamengku Buwono IX, mengungkapkan bahwa, Leimena adalah “Teladan bagi kita semua sebagai pemimpin politik yang tetap hidup sederhana dan murni”. Wakil presiden pertama Republik Indonesia, Mohammad Hatta mengatakan bahwa “Seorang yang sederhana yang dapat bergaul dengan berbagai golongan … kepentingan negara diatas segala-galanya”. Presiden pertama Indonesia, Soekarno mengungkapkan "Ambillah misalnya Leimena ... saat bertemu dengannya aku merasakan rangsangan indra keenam, dan bila gelombang intuisi dari hati nurani yang begitu keras sepeti itu menguasai diriku, aku tidak pernah salah. Aku merasakan bahwa dia adalah seorang yang paling jujur yang pernah ku temui". Dan masih banyak lagi pengakuan akan kekaguman pada karakter kepemimpinan seorang Leimena. Leimena seorang pemimpin yang bertanggung jawab terhadap dirinya dan negara.
    Melihat pengakuan-pengakuan tersebut, maka terbersit pertanyaan “kepemimpinan seperti apakah yang diterapkan oleh Leimena?.” Leimena menerapkan kepemimpinan yang berdasarkan pada karakteristik dirinya. Dengan keberadaan dirinya sebagai orang Maluku, ia tetap ikut serta dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Leimena dengan latar belakang seorang dokter dan beragama Kristen, tetap berpartisipasi mengambil tanggung jawab dalam melibatkan diri dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Leimena terlibat dalam Komite Tiga Negara (KTN) untuk memenangkan kepentingan bangsa Indonesia. Leimena juga mempertahankan kemerdekaan bangsa dari ancaman internal, pada saat ia diutus sebagai utusan pemerintah pusat dalam menghadapi pemberontakan RMS. Leimena juga lewat profesinya sebagai dokter, memikirkan dan berpastisipasi dalam meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.
   Leimena dengan semangat oikumenis, mengajak seluruh orang Kristen di Indonesia menjadi berkewarganegaraan yang bertanggung jawab. Bertanggung jawab sebagai orang Kristen yang ditempatkan Tuhan di Indonesia. Bertanggung jawab untuk menjadi nasionalis sejati dalam menjalankan misi oikumenisme di Indonesia.

Tanggung Jawab Pada Diri Sendiri dan Masyarakat
Pengalaman hidup Leimena merupakan sebuah proses pembelajaran terbaik dalam melihat sosok pemimpin pribadi yang ulet dan penuh integritas. Leimena bertanggung jawab terhadap dirinya dalam menjalani pendidikannya sejak di MULO hingga sekolah kedokteran STOVIA. Leimena banyak menambahkan pengetahuan bagi dirinya dengan membaca buku-buku dari perpustakaan. Ia juga banyak bergaul dengan teman-temannya yang berbeda suku dan ras. Ia juga ikut dalam berbagai perkumpulan Leimena tidak hanya membaca buku-buku berkaitan dengan kedokteran,akan tetapi buku-buku tentang kemasyarakatan dan keagamaan juga dibacanya sebagai bagian dari menambah wawasan dan pengetahuan.
   Dalam menjalani profesinya, Leimena banyak terlibat dengan masyarakat. Banyak orang yang dirawatnya, menjadi sembuh. Leimena dikenal sebagai dokter “bertangan dingin”, karena setiap pasien yang ditanganinya pasti sembuh. Pada saat menjadi Menteri Kesehatan, ia juga merencanakan beberapa strategi untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat dari kota hingga pedesaan. Posyandu merupakan salah satu strategi yang dicanangkan oleh Leimena, untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan kesehatan. Strategi tersebut dahulunya lebih dikenal dengan “Leimena plan”.
   Leimena dikenal sebagai pemimpin yang memiliki integritas dan keuletan. Integritas dalam berpikir dan bertindak. Serta ulet dalam menjalankan tugas dan perannya. Leimena berupaya agar ia dapat menampilkan karakter dirinya dalam setiap peran yang ia lakukan. Ia menjalankan tanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan menjalankan tanggung jawab sebagai pengabdi dan pelayan masyarakat.
   Dalam menjalani diri seperti yang tampak diatas, maka Leimena pada akhirnya dikenal oleh pemimpin lainnya sebagai sosok yang penuh integritas dan keuletan. Ia tidak takut untuk mengungkapkan sebuah kebenaran kepada siapa saja, dan juga berani untuk mengusulkan sebuah solusi cerdas yang penuh pertimbangan bagi tujuan bersama. Karakter inilah yang membuat Leimena selalu didengar dan dikagumi oleh pemimpin lainnya disekitar dia.

Kewarganegaraan yang Bertanggung Jawab
Menurut Leimena, suatu bangsa merupakan tempat dimana Tuhan menempatkan seseorang untuk menjawab panggilan-Nya. Untuk itu sebagai orang Kristen yang berada ditengah-tengah bumi Indonesia memiliki tanggung jawab dalam menjawab panggilan Tuhan tersebut. Leimena menempatkan orang Kristen dalam dua cara pandang. Sebagai warga kerajaan sorga dan warga negara Indonesia. Orang Kristen sebagai warga kerajaan sorga, bertanggung jawab kepada Tuhan dalam menjawab panggilan Tuhan untuk melayani di negara Indonesia sebagai bagian dari tanggung jawabnya terhadap Tuhan. Sedangkan sebagai warga negara Indonesia, bertanggung jawab melaksanakan kewajiban-kewajibannya sebagai warga negara bagian dari bangsa. Dengan demikian orang Kristen hidup dalam dua kewarganegaraan, akan tetapi tetap menjalankan fungsi yang sama. Mengapa menjalankan fungsi yang sama? Karena fungsi dari sebuah negara juga merupakan fungsi yang diberikan Tuhan kepada negara tersebut dalam memelihara kehidupan yang adil, berkemanusiaan dan sejahtera. Negara dan warga negara merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Warga negara merupakan bagian dari organisasi besar negara yang menjadi satu kesatuan. Seperti tubuh yang terdiri dari banyak bagiannya, akan tetapi menjadi satu kesatuan. Seperti itulah hubungan antara warga dan negara.
   Warga negara yang bertanggung jawab berarti warga turut serta bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi dalam negaranya. Untuk itu dapat dikatakan bahwa kita bertanggung jawab terhadap negara, apabila kita telah mempunyai seperti apa yang dikatakan Leieman, keinsyafan kenegaraan. Dan keinsyafan kenegaraan tidak dapat tumbuh, jika tidak ada suatu keinsyafan kebangsaan. Dengan demikian kita tidak dapat menyebutkan diri kita warga negara, apabila kita tidak sadar bahwa kita adalah anggota dari suatu organisme yang bernama Indonesia.
   Pandangan keKristenan mengenai kewarganegaraan yang bertanggung jawab berhubungan erat dengan beberapa soal yang mendasar :
  • Bagaimana kita memandang dunia dimana umat manusia hidup. Alkitab mengajarkan kepada kita adanya hubungan yang erat antara manusia dan bumi. Dalam proses yang panjang, Allah telah mendamaikan manusia dengan bumi lewat penebusan Yesus Kristus. Untuk itu kita wajib memelihara dunia ini dan turut serta dalam pekerjaan untuk menciptakan Kerajaan Allah didunia ini.
  • Bagaimana kita memandang bangsa, dalam mana kita terhisab. Alkitab mengajarkan kepada kita untuk memandang bangsa dengan sungguh-sungguh. Karena disitulah Tuhan menempatkan kita untuk menjawab panggilan kita.
  • Bagaimana kita memandang negara, yang darinya kita adalah warga. Dalam bagian ini,orang Kristen juga ditempatkan dalam posisi yang paradoksonal, yakni sebagai warga negara dan warga Kerajaan Allah. Sebagai warga negara, orang Kristen harus bertanggung jawab menentukan nasib hidup banga ini. Sedangkan sebagai
  • Bagaimana kita memandang masyarakat, dalam mana kita tiap hari hidup dan bergerak. Masyarakat merupakan sebuah komunitas hidup bersama. Dalam hidup bersama tersebut, maka dibutuhkan hubungan yang harmonis, serta melibatkan diri dalam usaha-usaha sosial yanng bertanggung jawab. Sebagai masyarakat, kita juga memiliki tanggung jawab politk dalam mengikuti pesta demokrasi dalam memilih pemimpin bangsa ini.
Rasa tanggung jawab akan menjalankan peran dua kewarganegaraan sebagai warga negara dan warga Kerajaan Allah akan berfungsi, apabila setiap orang Kristen memiliki kesadaran untuk bernegara. Kesadaran bahwa sebagai warga negara yang beriman kepada Yesus Kristus, akan tetapi dalam waktu yang sama, hidup sebagai warga negara Indonesia yang baik dan berpartisipasi dalam pembangunan. Leimena menunjukan sikap tersebut, dengan turut serta mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia lewat berdiplomasi dalam berbagai perundingan antar negara maupun dengan pemberontak seperti RMS. Ia juga masuk sebagai salah satu anggota panitia penyelenggara kongres Pemuda pada tahun 1928 (yang melahirkan “Sumpah Pemuda”). Leimena menyadari bahwa kehadirannya di Indonesia merupakan bagian dari rencana Tuhan untuk memberinya peran dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan. Selain piawai dalam berdiplomasi, Leimena juga bersedia menerima tanggung jawab untuk duduk dalam kabinet kementerian selama 21 tahun berturut-turut. Ia dikenal sebagai seorang cendekiawan yang tidak sekedar sebagai pemimpin yang hanya memikirkan kekuasaan dan kedudukan, akan tetapi juga berpikir jauh kedepan tentang negara dan kehidupan sosial di Indonesia.
   Leimena juga bertanggung jawab terhadap Tuhan dalam mengembangkan kerajaan Allah di bumi Indonesia. Ia terlibat aktif dalam membentuk lembaga-lembaga Kristen, seperti GMKI, GAMKI, Universitas Kristen Indonesia (UKI), Persatuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan masih banyak lagi. Ia turut serta membangun semangat oikumenisme antar gereja-gereja yang ada di Indonesia. Sebagai orang yang berkeyakinan pada Yesus Kristen, Leimena mampu memahami dan mengamalkan ajaran keKristenan hingga kedalam pergaulan bermasyarakat dan bernegara. Menurut Leimena sebagai warga kerajaan Allah, ia memiliki tanggung jawab untuk mengamalkan ajaran Kristus dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ia memandang oikumene sebagai komitmen terhadap visi kerajaan Allah atau suatu kesadaran dalam menjalankan tanggung jawab dimuka bumi ini. Dalam menerapkan nilai-nilai keKristenan tersebut, maka ia sering dikatakan oleh banyak orang yang mengenalnya sebagai seseorang yang menerapkan “kesalehan sosial”. Dalam konteks inilah, maka Leimena berkeyakinan bahwa setiap umat Kristen di Indonesia merupakan “berkewarganegaraan yang bertanggung jawab”.

Politik Merupakan Etika Melayani
Menurut Leimena, politik merupakan etika untuk melayani dan bukan teknik untuk berkuasa. Politik adalah alat untuk melayani sesama dan bukan alat untuk menguasai sesama. Dengan berpolitik, tujuan dan cita-cita kemanusiaan, keadilan dan kesejahteraan akan tercipta. Dan tanpa politik, sebuah negara akan berjalan tanpa adanya tanggung jawab dari tiap warga negara untuk menuju pada cita-cita hidup bernegara.
   Salah satu buah pemikiran Leimena adalah "orang Kristen bukanlah minoritas yang berarti menyendiri (isolasi), sedangkan tugas orang Kristen justru menjadi saksi dalam masyarakat Indonesia". Leimena mengajak orang Kristen untuk memancarakan kasih Kristus bagi bangsa Indonesia. Kehadiran orang Kristen di Indonesia, merupakan tanggung jawab juga dalam menjamin maju dan mundurnya bangsa ini. Leimena sendiri dalam kehidupannya yang sederhana, ia mampu untuk menjadi negarawan sejati dan politisi yang berhati nurani. Dengan melihat profesinya sebagai dokter, mungkin orang berpikir ia akan jauh dari dunia politik, dan lebih menjerumuskan diri pada pengabdian sebagai dokter. Anggapan tersebut tidak hadir dalam kehidupan Leimena. Sebagian besar hidupnya ia abdikan untuk mempertahankan negara Indonesia lewat panggung politik. Ia menampilkan cara berpolitik dengan etika melayani yang penuh dengan integritas, kesantunan dan ketekunan. Leimena merupakan sosok politisi ulung, yang tampil dengan karakter sederhana, akan tetapi memiliki pengaruh yang kuat dalam memimpin. Hal ini terbukti dengan 21 tahun masuk dalam kabinet kementerian dan pernah menjabat sebagai pejabat negara menggantikan Soekarno pada saat Soekarno sedang melawat keluar negeri. Leimena merupakan sosok yang disegani dan dikagumi oleh lawan maupun teman politiknya.

Penutup
Leimena meninggalkan banyak pembelajaran tentang karakter kepemimpinan. Ia mampu membangun cara pandang yang tepat dalam melihat tanggung jawab sebagai orang yang taat kepada Allah dan orang yang memiliki kewajiban sebagai warga negara. Sebagai minoritas (orang Maluku dan beragama Kristen), ia tetap dipandang sebagai sosok yang patut diteladani dan pemimpin yang rendah hati. Ia banyak dikagumi oleh para pemimpin, disegani oleh lawan dalam berdiplomasi dan pandai dalam pergaulan serta dipercaya sebagai seorang teman. Leimena menunjukan integritas sebagai pemimpin. kepemimpinan yang bertanggung jawab, merupakan wujud dari menjalankan peran kewarganegaraan yang bertanggung jawab.

Daftar Pustaka
  • Penyusun buku kenangan Dr. J. Leimena. “Mengenang Dr. J. Leimena: Kewarganegaraan yang bertanggung jawab”, BPK Gunung Mulia : Jakarta – 1985 
  • Victor Silaen. “Dr. J. Leimena Negarawan Sejati & Politisi Berhati Nurani”. BPK Gunung Mulia : Jakarta - 2007
 (Tulisan ini dibawakan Ricky A. Nggili sebagai materi dalam Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UKSW tanggal 23 November 2013 di Wisma Bukit Soka)  
(Tulisan yang sama juga dimuat dalam e-leadership kepemimpinan dan kemerdekaan edisi 165, 15 juli 2014, www.sabda.org. Dengan alamat link : http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/165/)

Link tulisan terkait : http://rickyanggili.blogspot.com/2011/02/kepemimpinan-yang-bertanggung-jawab-dr.html
2 komentar

2 komentar

  • defrihariantonatan
    defrihariantonatan
    1 Desember 2019 pukul 16.28
    Sosok yang low profile dan jujur
    Reply
  • Anonim
    Anonim
    28 November 2013 pukul 08.42
    Ut Omnes unum Sint. Biar semua satu adanya.
    Reply