Peter Garlans Sina, SE., MM
Ricky Arnold Nggili, S.Si., MM
ABSTRACT
Financial
literacy is meant as the ability of managing money, therefore it is important
for every people to understand it well. However it is just a small number of
people who has high level of financial literacy. This research is aimed to know
the differences of financial literacy between genders. The sample of this
research is all young lectures in UKSW- Salatiga. Data were gathered using
questionnaire. The result shows that there are no differences between male
lectures and female lectures in terms of saving, general knowledge about
financial literacy, and insurance, whereas there are differences in terms of
investment, that female lectures have higher level of investment.
Key words: financial
literacy, general knowledge, saving, insurance, investment, gender.
1.
PENDAHULUAN
Literasi keuangan dapat diartikan sebagai pengetahuan keuangan, dengan
tujuan mencapai kesejahteraan (Lusardi & Mitchell 2007). Hal ini dapat dimaknai bahwa persiapan
perlu dilakukan untuk menyongsong
globalisasi (prepare your self), dan lebih
spesifiknya yaitu globalisasi dalam bidang keuangan. Hilgert,
Holgart, dan Baverly (2003) serta Cude, Lawrence, Lyons, Metzger,
LeJeune, Marks, dan Machtmes (2006) juga menyatakan bahwa diperlukan pengetahuan tentang bagaimana mengelola
keuangan serta bagaimana teknik berinvestasi menjadi hal yang tidak dapat
diabaikan lagi seperti waktu-waktu sebelumnya. Lebih jauh, Cude et al (2006)
menyatakan bahwa seiring berkembangnya instrumen keuangan, tidak diringi oleh keinginan
masyarakat untuk memulai berinvestasi, dan diduga salah satunya adalah rendahnya
literasi keuangan.
Bukti empiris, Lusardi dan Mitchell (2006, 2008. 2009) menemukan bahwa
terdapat perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam membuat keputusan
keuangan, dan laki-laki lebih baik karena memiliki pengetahuan keuangan yang
lebiih tinggi. Tidak jauh berbeda, Ibrahim,
Harun dan Isa (2009) menemukan bahwa mayoritas mahasiswa di Malaysia memiliki
pengetahuan keuangan (financial literacy)
yang kurang tinggi, dan hal ini dapat menyebabkan tidak terarah dengan tepat
pada saat membuat keputusan keuangan setiap hari.
Orton (2007) memperjelas dengan menyatakan bahwa literasi keuangan menjadi
hal yang tidak terpisahkan dalam kehidupan seseorang karena literasi keuangan
merupakan alat yang berguna untuk membuat keputusan keuangan yang terinformasi,
namun dari pengalaman-pengalaman di berbagai negara masih menunjukkan relatif
kurang tinggi. Byrne (2007) juga menemukan bahwa pengetahuan keuangan yang
rendah akan menyebabkan pembuatan rencana keuangan yang salah, dan menyebabkan bias
dalam pencapaian kesejahteraan di saat usia tidak produktif lagi.
Tidak
jauh berbeda, Danes dan Hira (1987) serta Chen dan Volpe (1998, 2002)
menemukan bahwa tingkatan literasi keuangan mahasiswa perempuan lebih rendah
daripada laki-laki. Volpe, Chen,
dan Pavlicko (1996) juga menemukan temuan
serupa bahwa literasi keuangan mahasiswa laki-laki lebih tinggi dibandingkan
perempuan, sehingga laki-laki masih lebih mungkin tepat mengelola keuangan. Sementara
itu, Krishna, Sari, Rofaidi, dan Ida (2010) menemukan temuan berbeda
bahwa mahasiswa laki-laki
memiliki kemungkinan tingkat literasi keuangan yang lebih rendah dari perempuan
terutama yang berkaitan dengan pengetahuan investasi, kredit, dan asuransi.
Didasari temuan di
atas, diketahui bahwa literasi keuangan dapat
meningkatkan ketepatan pengelolaan uang pribadi, hanya saja bukti empiris di atas
juga menunjukkan tidak konsisten antara laki-laki atau perempuan yang memiliki
literasi keuangan lebih tinggi serta relatif tidak menggunakan dosen sebagai
responden. Oleh karena itu, dalam penelitian ini bermaksud meneliti ada
tidaknya perbedaan antara faktor jenis kelamin terkait literasi keuangan untuk bentuk pengetahuan umum, tabungan, asuransi dan investasi
dengan menggunakan dosen muda UKSW sebagai responden.
2.
KERANGKA LITERATUR
2.1. Manajemen Keuangan Pribadi
Gitman (2002) sebagaimana dikutip Krishna
et al (2010) menyatakan bahwa secara umum manajemen keuangan
didefinisikan sebagai proses perencanaan, analisa dan pengendalian kegiatan
keuangan. Salah satu bentuk aplikasi dari manajemen keuangan adalah yang
disebut manajemen keuangan pribadi (personal finance) yaitu proses
perencanaan dan pengendalian keuangan dari unit individu atau keluarga. Keuangan pribadi meliputi manajemen keuangan, pengeluaran dan kredit, dan yang terakhir yaitu tabungan dan investasi.
2.2. Literasi
Keuangan
Lusardi dan Mitchell (2007) mendefinisikan melek keuangan
sebagai pengetahuan keuangan dan kemampuan untuk mengaplikasikannya (knowledge and ability). Sementara itu, danes dan Hira (1987) serta Chen dan Volpe
(1998) mengartikan literasi keuangan sebagai
pengetahuan untuk mengelola
keuangan (financial literacy is money
management knowledge). Dengan demikian
riset ini akan mengunakan definisi menurut Chen dan Volpe (1998) karena lebih
menekankan pada kemampuan untuk memahami konsep dasar dari ilmu ekonomi dan
keuangan, hingga bagaimana menerapkannya secara tepat. Selain itu juga, definisi menurut Chen dan Volpe (1998) memiliki 4 aspek yaitu pengetahuan umum, tabungan,
asuransi dan investasi yang sesuai dengan pengelolaan keuangan pribadi menurut
Gitman (2002).
2.3. Pengembangan Hipotesis
2.3.1. Pengetahuan
Umum Keuangan Dan Gender
Chen dan
Volpe (1998, 2002)
menemukan bahwa perempuan lebih rendah daripada laki-laki terkait literasi
keuangan bentuk pengetahuan umum. Hal ini mengindikasikan bahwa pengetahuan
keuangan yang kurang tinggi menyebabkan perempuan lebih rendah daripada
laki-laki tentang pemahaman akan uang bahwa uang merupakan sumber daya yang
terbatas sehingga perlu dikelola dengan cermat. Lalonde dan Schmidt (2010) memperkuat
dengan menemukan bahwa literasi keuangan bentuk pengetahuan umum pada laki-laki
lebih tinggi dibandingkan perempuan.
Temuan berbeda Fonseca, Mullen, Zamaro dan Zissimopoulos (2010) serta
Wagland dan Taylor (2009) bahwa
antara laki-laki dan perempuan memiliki tingkatan literasi keuangan yang sama
tinggi. Dengan demikian, didasari temuan-temuan sebelumnya diketahui bahwa
masih terjadi tidak konsisten antara laki-laki atau perempuan yang memiliki literasi
keuangan bentuk pengetahuan umum yang lebih rendah, sehingga rumusan hipotesis
dikembangkan adalah sebagai berikut:
H1: ada perbedaan literasi keuangan untuk bentuk
pengetahuan umum keuangan antara kedua
kategori jenis kelamin.
2.3.2. Tabungan
Dan Gender
Zissimopoulos, Karney dan Rauer (2008) sebagaimana dikutip dalam Fonseca et
al (2010) menemukan hasil bahwa laki-laki lebih tinggi literasi keuangan
tentang menabung daripada perempuan, dan hal ini membuktikan bahwa laki-laki
lebih mungkin untuk memiliki tabungan pensiun yang mencukupi daripada
perempuan. Temuan senada juga oleh Chen dan Volpe (1998, 2002) bahwa literasi
keuangan bentuk tabungan untuk laki-laki secara signifikan berbeda dengan
perempuan, dan hal ini memberi arti bahwa laki-laki lebih memiliki tabungan
untuk konsumsi di masa mendatang serta untuk pensiun yang lebih baik daripada
perempuan.
Namun riset yang dilakukan oleh Brandon dan Smith (2009) menemukan hasil
yang berbeda yaitu tidak ada perbedaan antara kedua kategori gender dalam hal
literasi keuangan untuk bentuk tabungan. Terkait temuan-temuan sebelumnya,
diketahui bahwa antara laki-laki dan perempuan masih menunjukkan hasil yang
bervariasi tentang mana yang akan lebih tinggi literasi keuangannya. Dengan
demikian, rumusan hipotesis yang dikembangkan adalah sebagai berikut:
H2: ada perbedaan literasi keuangan untuk bentuk
menabung antara kedua kategori jenis
kelamin.
2.3.3. Asuransi
Dan Gender
Chen dan Volpe (1998) menemukan bahwa persiapan dana proteksi merupakan hal yang vital
karena setiap orang memiliki kemungkinan untuk mengalami peristiwa yang tidak
diharapkan. Lebih lanjut, untuk perbedaan gender, ditemukan bahwa laki-laki
lebih tinggi literasi keuangannya untuk memahami bagaimana memilih instrument
asuransi yang tepat dan bagaimana mengaplikasikannya dengan tepat. Brandon dan Smith
(2009), menemukan bahwa tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan
menyangkut literasi keuangan bentuk proteksi (insurance), sehingga dapat dikatakan bahwa kedua kategori gender
sama tinggi hirarki literasi keuangan terkait pengetahuan asuransi.
Krishna et al
(2010) menemukan hasil berbeda bahwa berdasarkan persaman regresi faktor gender
terhadap tingkat literasi keuangan ditemukan bahwa laki-laki memiliki
kemungkinan tingkat literasi keuangan yang lebih rendah dari perempuan,
sehingga laki-laki lebih mungkin untuk tidak memiliki rencana yang cermat
menyangkut persiapan dana darurat dibandingkan perempuan. Dengan demikian, didasari temuan-temuan sebelumnya
diketahui bahwa masih terdapat variasi tentang, apakah laki-laki atau perempuan
yang akan memiliki literasi keuangan yang lebih tinggi untuk bentuk mempersiapkan
dana proteksi atau asuransi, sehingga rumusan hipotesis ketiga adalah:
H3: ada perbedaan literasi keuangan untuk bentuk
asuransi antara kedua kategori jenis
kelamin.
2.3.4. Investasi
Dan Gender
Volpe, Chen, dan Pavlicko (1996) melalui penelitian yang berfokus pada
pengetahuan dalam bidang investasi menemukan bahwa laki-laki memiliki
pengetahuan yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Chen dan Volpe (1998,
2002) memperjelas bahwa laki-laki akan lebih berani untuk berinvestasi di pasar
modal daripada perempuan. Sementara itu, Lalonde dan Schmidt (2010) menemukan
hasil bahwa literasi keuangan untuk bentuk investasi tidak ada perbedaan
diantara kedua kategori gender.
Temuan berbeda Danes dan Haberman (2007) menemukan bahwa perempuan lebih
baik literasi keuangan untuk bentuk investasi, sehingga perempuan lebih mungkin
untuk memperoleh return investasi
daripada laki-laki. Dengan demikian, didasari temuan-temuan sebelumnya maka secara
eksplisit, diketahui bahwa belum tentu laki-laki akan lebih tinggi kemampuan
keuangannya dibandingkan perempuan, sehingga hipotesis terakhir yang dirumuskan
adalah sebagai berikut:
H4: ada perbedaan literasi keuangan untuk bentuk
investasi antara kedua kategori
gender.
3. METODE
PENELITIAN
Penelitian ini akan
menguji perbedaan literasi keuangan pada dosen muda UKSW
(dosen tetap). Jumlah populasi
dalam penelitian ini sebesar 32 orang, sedangkan yang dijadikan sampel sejumlah
25 orang dari 9 fakultas di UKSW (fakultas teologi, fakultas teknologi
informasi, fakultas pertanian, fakultas ekonomi, fakultas bahasa dan sastra,
fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, fakultas psikologi, fakultas sains dan
matematika, program Profesional). Lebih lanjut, untuk
menangkap fenomena literasi
keuangan, maka disusun instrumen penelitian berupa kuesioner yang berisikan
tentang 4 bentuk dari literasi keuangan yang diadopsi dari Chen dan Volpe
(1998) sejumlah 17 pertanyaan. Tepatnya 5 pertanyaan untuk pengetahuan umum, 3 pertanyaan untuk tabungan, 4 pertanyaan
untuk asuransi, dan 5 pertanyaan untuk investasi. Alat analisis yang digunakan
berupa analisis deskriptif menggunakan distribusi frekuensi, dengan
mengkategorikan menjadi 3 interval. Selain itu juga, dalam penelitian ini akan
menggunakan alat analisis Pearson's R untuk pengujian hipotesis pertama sampai ke empat.
4.
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
4.1. Analisis
Data
Penelitian
ini melibatkan 25 responden yang merupakan dosen muda UKSW-Salatiga. Dari
sampel tersebut, diperoleh responden yang berjenis kelamin perempuan berjumlah
48% dan yang berjenis kelamin laki-laki sejumlah 52%, sedangkan responden yang berasal dari ekonomi sebesar
16% dan yang non ekonomi sejumlah 84%, tepatnya yakni fakultas teologi,
teknologi informasi, pertanian, bahasa dan sastra, keguruan dan ilmu
pendidikan, psikologi, sains dan matematika, program profesional. Presentase karakteristik ketiga yaitu instrument keuangan dominan pada
tabungan sebesar 84%, diikuti deposito sejumlah 12% dan sisanya (insurance) sebesar 4%. Terkait
pengukuran validitas diperoleh hasil bahwa terdapat 5 item pertanyaan yang
gugur, yaitu pertanyaan ke 1, 5, 7, 8 dan 9, sedangkan hasil pengukuran
reliabilitas setelah mengeliminasi ke lima
pertanyaan yang tidak valid, diperoleh nilai alpha cronbach sebesar 0.797.
4.2. Deskripsi
Data Penelitian
Bagian ini akan
dibahas deskripsi jawaban
responden dengan cara melihat distribusi jawaban dari konsep literasi keuangan untuk
masing-masing bentuk.
Tabel 4.4
Deskripsi Jawaban Responden
Pengetahuan Umum
|
Frequency
|
Percent
|
|
Tinggi
|
6
|
24%
|
|
Sedang
|
10
|
40%
|
|
Rendah
|
9
|
36%
|
|
Total
|
25
|
100%
|
|
Tabungan
|
Frequency
|
Percent
|
|
Tinggi
|
5
|
20%
|
|
Rendah
|
20
|
80%
|
|
Total
|
25
|
100%
|
|
Asuransi
|
Frequency
|
Percent
|
|
Tinggi
|
3
|
12%
|
|
Sedang
|
9
|
36%
|
|
Rendah
|
13
|
52%
|
|
Total
|
25
|
100%
|
|
Investasi
|
Frequency
|
Percent
|
|
Tinggi
|
3
|
12%
|
|
Sedang
|
2
|
8%
|
|
Rendah
|
20
|
80%
|
|
Total
|
25
|
100%
|
Sumber:
hasil pengolahan data SPSS, 2011.
Tabel
4.4 menunjukkan
bahwa literasi keuangan untuk bentuk pengetahuan umum 24% yang berkategori
tinggi, 40% berkategori sedang, dan 36% terkategori rendah. Dengan demikian,
responden dalam penelitian ini dominan tidak terkategori rendah, melainkan terkategori sedang menuju
tinggi. Selanjutnya pada
bentuk tabungan diperoleh 80% responden terkategori rendah dan 20% terkategori tinggi,
sehingga yang dominan adalah yang terkategori rendah.
Bentuk
asuransi, menunjukkan bahwa dominan responden terkategori rendah sejumlah 52%,
sedangkan 36% terkategori sedang, dan sisanya sejumlah 13% terkategori tinggi.
Bentuk terakhir yaitu investasi, ditemukan bahwa responden dominan terkategori
rendah sejumlah 80%. Dengan demikian, keseluruhan responden
yang digunakan memiliki tingkatan literasi keuangan bentuk pengetahuan umum
yang cukup tinggi, sedangkan bentuk lainnya menunjukkan kurang tinggi. Fakta di
atas mendukung Chen dan Volpe (1998) bahwa rendahnya literasi keuangan
disebabkan belum adanya kurikulum mata kuliah tentang keuangan pribadi pada
lembaga pendidikan.
4.3. Uji
Hipotesis
Tahapan ini menjelaskan pengujian hipotesis mengenai
literasi keuangan untuk
masing-masing bentuk.
Tabel 4.5
Pengukuran Literasi Keuangan
H1
|
Pengetahuan Umum
|
Kategori
|
Total
|
||
Tinggi
|
Sedang
|
Rendah
|
|||
Perempuan
|
5
|
4
|
4
|
13
|
|
Laki-laki
|
1
|
6
|
5
|
12
|
|
Total
|
6
|
10
|
9
|
25
|
|
Pearson's R
|
0.196
|
||||
H2
|
Tabungan
|
Kategori
|
Total
|
||
Tinggi
|
Sedang
|
Rendah
|
|||
Perempuan
|
4
|
0
|
9
|
13
|
|
Laki-laki
|
1
|
0
|
11
|
12
|
|
Total
|
5
|
0
|
20
|
25
|
|
Pearson’s R
|
0.175
|
||||
H3
|
Asuransi
|
Kategori
|
Total
|
||
Tinggi
|
Sedang
|
Rendah
|
|||
Perempuan
|
3
|
4
|
6
|
13
|
|
Laki-laki
|
0
|
5
|
7
|
12
|
|
Total
|
3
|
9
|
13
|
25
|
|
Pearson's R
|
0.220
|
||||
H4
|
Investasi
|
Kategori
|
Total
|
||
Tinggi
|
Sedang
|
Rendah
|
|||
Perempuan
|
3
|
2
|
8
|
13
|
|
Laki-laki
|
0
|
0
|
12
|
12
|
|
Total
|
3
|
2
|
20
|
25
|
|
Pearson's R
|
0.022
|
Sumber: hasil pengolahan data SPSS, 2011.
4.4. Pembahasan
4.4.1. Pengetahuan
Umum Keuangan
Pengujiian
hipotesis pertama terbukti tidak terdapat perbedaan antara laki-laki dan
perempuan dalam bentuk pengetahuan umum keuangan. Dengan demikian, penelitian
ini berbeda dengan penemuan Chen dan Volpe (1998), yang menemukan bahwa perempuan
memiliki tingkatan pengetahuan umum yang lebih rendah dari laki-laki. Penelitian ini lebih sesuai dengan temuannya Fonseca et al (2010) serta Wagland dan Taylor (2009).
Hal
ini disebabkan kedua kategori gender memiliki tingkat pendidikan yang sama
tinggi serta kemauan yang tinggi untuk mengambil tanggung jawab dalam
pengelolaan keuangan pribadi. Lebih lanjut, fakta empirik (see table 4.4) juga mendukung bahwa mayoritas responden memiliki
pengetahuan dasar keuangan yang relatif baik, sehingga mengerti makna dari rencana
keuangan, serta arti dari kekayaan bersih bahwa jumlah aset perlu lebih besar
dari liabilitas. Dalam penelitian ini menemukan bahwa dosen muda di UKSW relatif
telah memahami dasar-dasar pengelolaan keuangan pribadi, sehingga hanya perlu
untuk ditingkatkan kemampuan lainnya terkait mengelola uang pribadi yang tepat.
4.4.2. Tabungan
Pengujiian
hipotesis kedua terbukti bahwa tidak terdapat perbedaan antara laki-laki dan
perempuan dalam tingkatan literasi keuangan bentuk tabungan. Hal ini membantah
hasil penelitian Chen dan Volpe (1998, 2002), yang menyatakan dalam literasi
keuangan bentuk tabungan, bahwa laki-laki lebih memiliki tabungan untuk
konsumsi serta untuk pensiun yang lebih baik daripada perempuan.
Hasil hipotesis kedua dalam penelitian ini mendukung hasil riset yang dilakukan Brandon dan
Smith (2009), yaitu tidak ada perbedaan antara kedua kategori gender dalam hal
literasi keuangan untuk bentuk tabungan, dan hal ini disebabkan
ke dua kategori gender sama-sama mengalami kebingungan
(confuse) tentang bagaimana menabung secara tepat serta bagaimana mengkalkulasi keuntungan dari menabung
di bank, seperti bagaimana memahami kekuatan dari bunga berbunga.
4.4.3. Asuransi
Pengujian
untuk hipotesis ke tiga ditolak. Hal ini berarti tidak ada perbedaan antara
laki-laki dan perempuan dalam tingkatan pemahaman literasi keuangan untuk
bentuk asuransi atau proteksi. Tidak adanya perbedaan antara ke dua ketegori
gender tidak sesuai dengan temuannya Chen dan Volpe (1998) bahwa perempuan lebih rendah
tingkatan literasi keuangan bentuk proteksi (insurance), melainkan sejalan dengan temuannya Brandon dan Smith
(2009) bahwa tidak ada perbedaan tingkatan antara laki-laki dan perempuan. Lebih lanjut, hal ini terjadi karena kurang
familiarnya asuransi bagi kedua kategori jenis kelamin.
Selain itu, dalam penelitian ini juga menduga bahwa rendahnya literasi keuangan bentuk asuransi
atau proteksi disebabkan oleh keseluruhan dari responden dalam penelitian ini dominan
tidak memiliki latar belakang non ekonomi (see
table 4.1), sehingga menaksir terlalu rendah terhadap ketidakpastian dalam
hal proteksi diri maupun aset. Ditemukan bahwa sangat kecil jumlah responden yang memiliki asuransi yang
berfungsi untuk berjaga-jaga dari peristiwa tidak terduga. Tanpa kesadaran ini
maka akan meningkatkan akumulasi peluang risiko, karena seperti yang diketahui
bahwa peristiwa baik dan buruk berpeluang sama besar untuk terjadi pada siapa
saja.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh fakta empirik (see table 4.4) bahwa responden dominan memiliki
pemahaman bentuk asuransi yang rendah, sehingga secara keseluruhan menghasilkan
tidak ada perbedaan. Ulasan sebelumnya dapat diperas lagi sehingga ditemukan bahwa secara
keseluruhan responden dari kedua faktor gender belum memiliki pemahaman yang
memadai untuk bentuk asuransi. Hal ini ditunjang juga oleh berbagai temuan,
seperti rata-rata responden belum mengetahui ide dasar dari membeli asuransi,
yakni untuk membantu atau menolong ketika mengalami bencana atau peristiwa yang
tidak diharapkan, akan tetapi bukan untuk mencegah terjadinya peristiwa yang
tidak diharapkan.
4.4.4. Investasi
Hipotesis
ke empat diterima, dan hal ini berarti ada perbedaan antara laki-laki dan
perempuan dalam tingkatan pemahaman literasi keuangan bentuk investasi. Lebih
lanjut, yang memiliki tingkat lebih tinggi adalah perempuan, sehingga berbeda
dengan temuannya Volpe et al (1996),
bahwa laki-laki lebih tinggi dari perempuan terkait pemahaman untuk bentuk investasi.
Hasil dalam penelitian ini mendukung temuannya Danes dan
Haberman (2007) bahwa pemahaman perempuan atas literasi keuangan bentuk
investasi lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
Lebih
lanjut, ditemukan bahwa
responden perempuan lebih peduli terhadap ketidakpastian pendapatan di masa
mendatang, sehingga masih lebih berupaya untuk memahami arti dan tujuan dari
investasi. Selain
itu, lebih tingginya literasi
keuangan bentuk investasi pada perempuan memberi makna bahwa responden perempuan masih mampu memahami arti
risiko dan imbal hasil dalam investasi (high
return high risk). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perempuan masih
lebih paham atau memahami akan cara melipatgandakan uang selain dengan hanya
menabung dibandingkan laki-laki.
5.
KESIMPULAN DAN
SARAN
Secara
keseluruhan dari ke empat bentuk literasi keuangan, hanya bentuk pengetahuan
umum yang relatif baik sedangkan bentuk lainnya menunjukkan bahwa literasi
keuangan dosen-dosen muda UKSW berada pada tingkatan rendah. Terkait pengujian hipotesis
ditemukan bahwa hipotesis pertama sampai ke tiga ditolak, sehingga dapat dikatakan
bahwa ke dua kategori jenis kelamin memiliki pemahaman tentang literasi
keuangan bentuk pengetahuan umum, tabungan dan asuransi tidak ada perbedaan,
sedagkan pengujian hipotesis ke empat terbukti diterima, sehingga terdapat
perbedaan terkait literasi keuangan bentuk investasi. Tepatnya yaitu dosen muda
perempuan lebih tinggi literasi keuangan dibandingkan laki-laki. dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa faktor gender merupakan faktor pembeda tinggi
rendahnya literasi keuangan untuk bentuk investasi, sedangkan bentuk lainnya
adalah kebalikannya.
Selain
itu, temuan riset ini memiliki implikasi teoritis yaitu membantah temuan Chen
dan Volpe (1998) bahwa literasi keuangan laki-laki lebih tinggi daripada
perempuan, sedangkan implikasi terapannya yaitu perlu meningkatkan literasi
keuangan melalui berbagai seminar dan pelatihan terkait pengelolaan keuangan
pribadi, atau dengan perkataan lain yaitu menjadikan literasi keuangan
sebagai salah satu modal yang dapat meningkatkan kualitas hidup di masa yang
akan datang (wealth accumulation).
Sehubungan dengan
ulasan di atas, dalam penelitian
ini
juga terdapat keterbatasan yang
dapat diperbaiki pada penelitian mendatang, yaitu hanya menggunakan pendekatan
survey dengan teknik kuesioner, dan tidak menggunakan teknik wawancara. Selain
itu juga, hanya menggunakan dosen satu universitas (UKSW), sehingga saran bagi penelitian mendatang yaitu
mengkombinasi kedua teknik pendekatan survey serta memperluas
sampel dari berbagai universitas.
Daftar Pustaka
Brandon, D. P. & Smith, C. M. 2009. Prospective Teachers’ Financial Knowledge and
Teaching Self-Efficacy. Journal of Family & Consumer Sciences
Education, 27(1), 2009
Byrne, A. 2007.
Employee saving and investment decisions in defined contribution pension plans:
survey evidence from the U.K. Financial
Services Review 16 (2007) 19-40
Chen, H. &
Volpe, R. P. 1998. An analysis of personal financial literacy among college
students. Financial services review,
7(2): 107128
Chen, H. & Volpe, R. P. 2002. Gender
differences in personal financial literacy among college students. Financial services review 11 (2002)
289-307
Cude, B. J, Lawrence, F. C, Lyons, A. C, Metzger, K, LeJeune, E, Marks,
L. & Machtmes, K. 2006. College Students and Financial Literacy:What They
Know and What We Need to Learn. Eastern
Family Economics and Resource Management Association- 2006 Conference
Danes, S. M. & Haberman, H. R. 2007. Teen
Financial Knowledge, Self-Efficacy, and Behavior: A Gendered View. Financial Counseling and Planning Volume
18, Issue 2 2007
Danes,S. M. & Hira, T. K. 1987. Money management
knowledge of college students. The
journal of student financial aid, Vol. 17, No 1.
Fonseca, R, Mullen, K. J, Zamaro, G.
& Zissimopoulos, J. 2010. What Explains the Gender Gap in Financial
Literacy? The Role of Household Decision- Making. Working paper WR-762
Hilgert, M. A. & Hogarth, M. 2003. Household Financial Management: The Connection between Knowledge and
Behavior. Federal Reserve Bulletin
July 2003
Ibrahim, D, Harun, R. & Isa, Z. M. 2009. A Study on Financial
Literacy of Malaysian Degree Students. Cross-cultural Communication ISSN
1712-8358 Vol.5 No.4 2009
Krishna, A, Rofaida, R. & Sari, M. 2010. Analisis tingkat literasi
keuangan di kalangan mahasiswa dan faktor-faktor yang mempengaruhinya (Survey pada Mahasiswa Universitas
Pendidikan Indonesia). Proceedings of The
4th International Conference on Teacher Education; Join Conference UPI &
UPSI Bandung, Indonesia, 8-10 November
2010
Lalonde, K. & Schmidt, A. 2010. Credit cards and student interest: a
financial literacy survey of college students. Research in Higher Education Journal
Lusardi, A &
Mitchell, O. S. 2006. Financial
Literacy and Planning: Implications for Retirement Wellbeing. Google.com- Financial Literacy.
Diunduh 22 juni 2010
Lusardi, A & Mitchell, O. S. 2007.
Baby Boomer retirement security: The roles of planning, financial literacy, and
housing wealth. Journal of Monetary
Economics 54 (2007) 205–224
Lusardi, A &
Tufano. P. 2008. Debt Literacy,
Financial Experience, and Overindebtedness. Preliminary
and Incomplete Discussion Draft
Lusardi, A &
Mitchell, O. S. 2009. Financial literacy: evidence and implication for
financial education. Trends and issues
may 2009
Orton, L. 2007. Financial Literacy: Lessons from
International Experience. CPRN
Research Report September
2007
Shefrin , H. 2007. Behavioral
corporate finance: decision that create value. McGraw-Hill/Irwin
Volpe, R. P, Chen, H. & Pavlicko, J. J. 1996.
Invesment literacy among college students: A survey. Financial practice and education 6 (2). 86-94
Wagland, S. P. &
Taylor, S. 2009. When it comes to financial literacy, is gender really an
issue?. Volume 3 Issue 1 Australasian Accounting Business and Finance
Journal
1 komentar